Senin, 28 Juni 2010

Penetapan Ibukota Kerinci

Ditengarai Berbau Uang

KERINCI—Usulan ditetapkannya Bukit Tengah menjadi Ibukota Kabupaten Kerinci ditenggarai berbau uang. Anggota DPRD Kerinci menilai, proses penetapan lokasi tunggal ini tidak didapat dengan cuma-cuma atau gratis.

Anggota DPRD Kerinci, H Said usai paripurna mengatakan, kuat dugaan lahan yang menjadi aset Kerinci ini tidak diperoleh gratis. Apalagi, Bupati Kerinci H Murasman memiliki hubungan historis dengan lahan ini. “Kemungkinan tidak gratis bisa saja terjadi,” ujar politisi PKPB ini.

Kemudian, surat yang sudah dimasukkan ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PPKAD) Kerinci dari Kecamatan Sitinjaulaut untuk lokasi Penawar seluas 350 hektar juga diendapkan oknum tidak bertanggung jawab. “Ini persoalan serius. Jelas ada upaya sengaja untuk menggagalkan lokasi lain selain Siulak,” ungkapnya.

Bahkan pihaknya akan mengecek langsung keberadaan surat tersebut ke DPPKA Kerinci. “Akan dicek surat tersebut ke DPPKA, saya tidak mau masyarakat disebut-sebut menjadi penyebab polemik ini,” ujarnya.

Sebaliknya, lanjut Said—jika surat itu ada di DPPKA tetapi tidak dimasukkan dalam agenda paripurna, maka tidak tertutup kemungkinan anggota DPRD Kerinci akan mengalihkan dukungan untuk menolak Bukit Tengah Siulak menjadi ibukota Kerinci.

“Saat ini sudah 13 anggota DPRD Kerinci menolak hasil paripurna penetapan calon ibukota tunggal tersebut. Saya yakin bila dugaan kita benar, secara moral seluruh anggota DPRD kerinci akan mendukung penolakan penetapan letak ibu kota kabupaten ini,” kata H Said.(cr-ton)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar