Rabu, 29 September 2010

Libatkan 560 Aparat

SEMENTARA di Kualatungkal, Sebanyak 273 personil Polres Tanjab Barat disiagakan dalam pengamanan pemilukada 2010 mendatang. Ditambah aparat dari Polda dan Polres Tanjab Timur. Pengamanan dibutuhkan untuk meminimalisir kericuhan yang kemungkinan bisa terjadi.
Kapolres Tanjab Barat, AKBP Drs Mintarjo saat memimpin Rakor Pengamanan Pemilukada di aula Mapolres Tanjab Barat, Jum’at (24/9) lalu mengatakan, sejumlah kekuatan akan diturunkan untuk memastikan Pemilukada berlangsung aman. Sebanyak 273 personil Polres Tanjab Barat dibantu 2 SST Brimob berjumlah 64 personil, 2 SST Samapta Polda Jambi, 1 SST Samapta Tanjab Timur, Enam orang tim Reskrim Polda Jambi, Enam Intelkam Polda Jambi, satu tim (beranggotakan enam orang) Propam Polda dan 102 BKO pengamanan TPS. “Totalnya berjumlah 560 personil ditambah 1.388 personil dari satuan samping,” kata Kapolres. Dari satuan samping dirincikan, TNI dikerahkan 32 personil, Satpol PP (32 personil), Diskes (32 Personil), Damkar ( 32 Personil), Departemen Perhubungan (32 Personil), PLN (20 personil) dan Linmas 1.208 personil.
Dijelaskan, sebanyak delapan lokasi tempat pemungutan suara (TPS) di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dianggap titik rawan saat berlangsungnya pemilihan kepala daerah Tanjabbar 21 Oktober mendatang.
Delapan lokasi tersebut yakni, satu TPS masing-masing berada di wilayah kecamatan Senyerang, dan Kecamatan Kuala Betara. Dua TPS berada di kecamatan Bram Itam, dan tiga TPS berada di wilayah Seberang kota .
Alasannya, menurut Kapolres didampingi Kabagops, Kompol Edy Anwar, berada jauh di pedalaman dan sepi penduduk. Selain itu, juga masih terdapat sejumlah persoalan yang hingga kini belum selesai, seperti di wilayah Senyerang.
“Wilayah tersebut masuk rawan satu, apalagi wilayah Senyerang yang saat ini konflik lahan belum selesai dengan perusahaan,” ujarnya.
Hasil pemetaan pihak kemanan juga menempatkan desa Senyerang, dan Betara masing-masing satu TPS masuk dalam wilayah rawan dua. demi mengantisipi kericuhan pihaknya telah mengatur pola keamanan sesuai dengan tingkat kerawanan wilayah.
Pola keamanan tersebut meliputi pola aman, yang terdiri dari dua polisi, 10 linmas untuk lima TPS, pola rawan satu meliputi dua polisi, empat linmas, di dua TPS, dan pola rawan dua meliputi dua polisi, empat linmas, satu TPS.
Kata dia, dari hasil pemetaan sejumlah titik rawan, petugas berupaya meminimalisir konflik horizontal. Pasalnya, pemilukada tingkat kerawanannya berbeda dengan pileg, pilpres maupun pilgub.
“Pada debat nanti juga akan disiagakan personil dalam mengantisipasi konflik kedua pendukung,” jelasnya.
Ditambahkan, Semua pengamanan  sudah disiapkan, berdasarkan tiga kategori wilayah. Wilayah Simpang Abadi, dan Tebing, juga masuk kategori rawan . sementara itu, gelar pasukan akan dilakukan tanggal satu Oktober mendatang dengan melibatkan semua unsure.
Sementara itu, Komisi pemilihan Umum Daerah Tanjabbar (Tanjabbar)  juga mengaku pemilukada kali rawan dengan konflik antar pendukung, terlebih saat berlangsungnya pemungutan suara. Demi mengantisipasi tersebut, selain berkoordinasi dengan pihak keamanan, juga dengan masing-masing tim sukses dari kedua kandidat.
“Kami sudah minta, agar tim sukses masing-masing agar bersama-sama menjaga pemilihan berlangsung lancar dan damai,” kata ketua KPUD Tanjabbar, Syahrial.(nik/jun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar