Senin, 20 September 2010

Petani Keramba Kekurangan Modal

MUAROJAMBI—Ratusan Keramba terlihat berjejer di Desa Mendalo Laut Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muarojambi. Namun sayang, hanya sebagian kecil yang ditanami ikan nila. Karena terbatasnya modal untuk membeli bibit dan pakan. Diperparah, petani ditempat ini tidak pernah mendapat pembinaan dari instansi terkait.

Alani Imron, ketua Kelompok Tani Menteng Desa Mendalo Laut mengatakan, dari tujuh kelompok tani keramba, hanya dua yang masih aktif beternak ikan. “Kami tidak pernah dibina Dinas Perikanan dan Peternakan Muarojambi,” ujarnya kepada Media Jambi sambil menunjukkan hamparan keramba kosong, beberapa waktu lalu.

Padahal, permintaan pasar cukup tinggi. Sementara produksi ikan dari dua kelompok tani itu sangat terbatas. Setiap dua minggu sekali, mereka hanya mampu menghasilkan antara 500 hingga 700 kilogram ikan. Dengan harga jual Rp 20.000 per kilogram. “Sementara permintaan pasar jauh lebih banyak. Namun kami tidak bisa berbuat banyak. Lima kelompok mati suri. Sedangkan dua yang aktifpun terbatas modal dan pembinaan,” keluh Imron.

Kendala lain, petani masih dihadapkan buruknya ruas jalan pertanian menuju tempat mereka. Sering kali ikan terlambat dibawa kepasar sehingga harganya anjlok. “Padahal aparat desa sudah beberapa kali mengusulkan perbaikan. Namun belum juga direaliasasikan,” sesalnya.

Dia meminta, Dinas Perikanan dan Peternakan Muarojambi bekerja secara profesional. Dengan turun langsung ke lapangan melihat persoalan yang dihadapi petani. Termasuk, tidak tebang pilih ketika memberi bantuan pada petani. “Setahu saya, ada sekitar Rp 873 juta Bantuan Sosial dari pusat untuk keramba ikan di Kabupaten Muarojambi tahun 2010 belum direalisasikan. Jika nanti disalurkan, tolong juga diberikan untuk petani Mendalo Laut. Agar keramba bisa bertambah untuk memenuhi permintaan pasar,” tukasnya.

Angota DPRD Muarojambi, Kamalludin Havis kepada Media Jambi mengatakan, sejauh ini DPRD menilai kinerja Dinas Perikanan dan Peternakan Muarojambi belum memuaskan. “Kegiatan yang dilaksanakan Dinas kebanyakan seremonial belaka. Program harus bersentuhan langsung dengan masyarakat. Apalagi, banyak keluhan dari kelompok tani kolam dan keramba jarang didengar. Jangan sampai roda Pemerintahan yang dijalankan bupati terganggu gara-gara ada instansi yang tidak profesional,”paparnya.

Sementara Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Muarojambi, Mulyadi belum bisa dimintai keterangan. Ketika dihubungi Media Jambi, Sabtu (18/9), telpon gengamnnya dalam posisi tidak aktif.(boy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar