Senin, 19 Juli 2010

Siswa SDN 197/IX

Belajar Ditengah Minimnya Fasilitas

Muarojambi – Kekurangan fasilitas belajar harus dirasakan sekitar 300 siswa SD Negeri 197/IX Desa Pematang Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muarojambi. Selain meja dan bangku yang rusak, di sekolah ini tidak tersedia tempat buang air (WC) untuk siswa. Walhasil, siswa terpaksa buang air disemak-semak sekitar sekolah. Tidak hanya itu, rumah dinas Kepala Sekolah terpaksa dijadikan ruang majelis guru karena keterbatasan ruang yang ada.

Pantauan Media Jambi ke sekolah itu, Sabtu ( 17/7), terlihat jelas bangku dan kursi murid tidak layak digunakan. Meja guru terlihat rusak dibeberapa bagian. Papan tulis di tiap kelas, juga berukuran kecil. Tidak sama seperti sekolah lain pada umumnya.

Samsul (45), orang tua siswa yang ditemui Media Jambi saat menunggu anaknya pulang sekolah mengatakan, fasilitas di sekolah ini sangat tidak nyaman. Bahkan dia khawatir melihat anak SD yang terpaksa buang air di semak belukar karena ketiadaan WC. “Ada tempat buang air (WC). Tapi dikunci karena hanya untuk guru,” ujar Samsul.

Dia berharap, Pemerintah Kabupaten Muarojambi melalui dinas terkait melihat langsung proses belajar mengajar disekolah ini. “Bagaimana kualitas pendidikan akan maju di Muarojambi, sementara tidak ada jaminan kenyamanan belajar baik bagi guru maupun murid,” cetusnya.

Sekilas, terlihat dua anak sedang mengangkat ember yang dipikul bersama. Ember berisi air yang dibawa ke semak-semak sebelum keduanya buang air besar. Hal ini terpaksa mereka lakukan dikala jam istirahat karena ketiadaan WC.

Kondisi miris ini diakui Hamida, guru yang telah mengabdi hampir 15 tahun di SD 187/IX ini. Menurutnya, pihak sekolah sudah berkali-kali mengusulkan pembangunan WC ke Pemkab Muarojambi. “Namun sampai sekarang belum terealisasi. Murid SD disini terpaksa buang air besar maupun kecil kesemak belukar,” kata Hamida.

Hal senada dikatakan Wakil Kepala Sekolah, Simanjuntak. Minimnya fasilitas membuat pihak sekolah terpaksa membagi waktu belajar pagi dan siang. Untuk siswa kelas tiga dan empat terpaksa masuk siang. “Kami mohon pemerintah memperhatikan fasilitas belajar siswa. Termasuk membangun ruangan guru. Karena selama ini, kami menempati rumah dinas kepala sekolah yang sempit,” harap Simanjuntak.

Kepala Dinas Pendidikan Muarojambi H Imbang Jaya ketika dihubungi Media Jambi, Sabtu (17/7) hanya menjawab singkat sedang dalam perjalanan menuju tempat lain. Sesaat kemudian, nada ponselnyapun diputus. (boy)

1 komentar: