Minggu, 14 November 2010

Belum Ada Program Antisipasi Bencana

KERINCI — Musibah bencana di berbagai belahan negeri yang menelan korban jiwa, dan kerugian harta benda maupun ternak belum dijadikan pelajaran berharga bagi Pemkab Kerinci dan Pemkot Sungai Penuh. Karena, meski Gunung Kerinci sudah berstatus “Waspada” dan aktivitasnyanya mulai meningkat, sejauh ini belum ada antisipasi dilakukan, termasuk rencana penyelamatan maupun evakuasi korban nantinya. Bahkan Badan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, belum memiliki personil untuk bekerja. Sejauh ini, upaya baru sebatas penyuluhan pada warga tiga kecamatan di kaki Gunung Kerinci.

Pantauan Media Jambi di lapangan, Jum’at (12/11) lalu, aktivitas masyarakat masih berjalan normal. Sebagian besar petani masih melakukan aktivitas bercocok tanam.

Suko Indratno, petani Desa Gunung Labuh Kecamatan Kayu Aro kepada Media Jambi mengatakan, tidak ada pilihan lain bagi keluarganya. Meski sempat khawatir karena status gunung waspada, namun dia tetap harus berkebun. “Ini sudah pilihan terakhir mas. Kalau tidak berkebun, lantas mau makan apa,” ujarnya ketika ditanya seputar kekhawatiran dan persiapan menghadapi kemungkinan bencana.

Tidak hanya Suko, belasan petani lain di desa itu tetap beraktivitas di kebun masing-masing. Walaupun diakui, kegiatan tidak dilakukan hingga sore hari. “Paling jam dua kami sudah pulang,” tambahnya. Diakui, dia dan banyak warga lain sudah menerima penyuluhan tentang bahaya letusan gunung berapi.

Hanya saja, dia tidak melihat ada persiapan nyata yang dilakukan aparat terkait bila sewaktu-waktu aktivitas gunung semakin meningkat. Warga, juga tidak berusaha mengungsikan harta benda maupun ternak untuk meminimalisir kerugian jika letusan benar-benar terjadi. “Sampai sekarang belum lah. Kami belum diimbau untuk bersiap. Juga belum terdengar ada barak yang disiapkan bagi pengungsi mengantisipasi musibah,” ujar Suko.

Petugas Tidak Ada

Belum dilakukannya sejumlah persiapan, diakui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kerinci. Sekretaris BPBD Kerinci, Armison mengatakan, sejak berdirinya badan itu, hingga kini belum memiliki personil di lapangan dan peralatan penanggulanan bencana sendiri.

“Kita baru memiliki staf dan enam armada damkar,” ujar Armison. Sejauh ini, upaya nyata baru sebatas koordinasi dengan berbagai instansi terkait. Pihaknya, telah merangkul Kodim, Polres, Kimpraswil, Dinsos, Bulog disamping lembaga swasta dan BUMN. “Kita baru akan melakukan perekrutan personil lapangan berupa Personil Tim Kaji Cepat (TKC) tahun depan,” sambungnya.

Upaya yang dilakukan, sebatas penyuluhan dan sosialisasi terkait kondisi terakhir gunung, guna menjawab keresahan dan kecemasan masyarakat yang semakin tinggi. Meskipun Kondisi gunung sudah tidak normal, namun peningkatan vulkanik masih dalam tahap wajar. Dengan aktivitas kegempaan antara enam hingga tujuh kali setiap hari

Imanuel, warga Kota Sungai Penuh mengatakan, belum menerima peringatan lisan maupun tertulis yang mengharuskan mereka dievakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Kondisi ini sangat berbeda ketika musibah Gempa berkekuatan 7.0 Skala Richter mengguncang Kerinci, Oktober 2009 lalu. Waktu itu, lanjut Imanuel—mereka memperoleh selebaran untuk bersiap-siap untuk dievakuasi. “Dalam edaran disebutkan, kami terus memantau perkembangan lewat radio. Tapi kalau sekarang belum. Mungkin belum dianggap bahaya,” ujar Imanuel.

Usman (50) seorang warga Jambi mengharapkan Pemkab Kerinci sejak dini mempersiapkan kemungkinan meletusnya Gunung Kerinci.
“Belajar dari pengalaman bencana Merapi, seharusnya Kerinci sudah mengantisipasi sejak dini, dengan mempersiapkan segala sesuatu terkait bencana,” ujarnya. Terpenting katanya, harus dipersiapkan pola evakuasi cepat terhadap manusia, hewan, maupun harta benda masyarakat. “Kemana mereka harus dievakuasi, seperti apa pola penyelamatannya. Ini tidak bisa dianggap enteng, karena masyarakat bertahan di daerah rawan karena khawatir terhadap harta benda dan ternaknya,” katanya.

Cemas Kalau Gunung Diam

Sementara Ketua Pos Pemantau Aktivitas Gunung Kerinci Hery Prasetyo menjelaskan, gunung itu mulai aktif, ditandai kerapnya terjadi gempa. "Sejak Mei lalu terjadi peningkatan. Kalau sebelum-sebelumnya tingkat kegempaan dalam satu bulan hanya terjadi kegempaan antara 10-15 kali, kini terjadi hampir setiap hari," ujarnya, pekan lalu.
Seperti gunung-gungung berapi lainnya di tanah air saat ini semuanya ditetapkan dalam status waspada, termasuk Gunung Kerinci. “Tapi bukan berarti sudah sama berbahayanya dengan gunung berapi lain di Jawa atau di Sumatera," kata Hery.
Gempa akibat aktivitas vulkanologi di kawasan gunung berapi memang sesuatu yang biasa dan sesuatu yang sangat normal.
Justeru yang harus dicemaskan dan ditakutkan kalau tiba-tiba gunung berapi tidak menunjukkan aktivitas kegempaan vulkanik. Karena diamnya itu bisa diakibatkan penyumbatan atau terjadi hal lain dengan magma dalam perut gunung.
Letusan tiba-tiba bisa saja terjadi, dan letusannya bisa kuat dan keras akibat dorongan dari dalam perut gunung. "Jadi, meskipun terjadi peningkatan aktivitas kegempaan, tapi tidak bisa dikatakan akibat keterkaitan dengan gunung Merapi di Jawa yang kini meletus," tegasnya. Jika memang terjadi peningkatan aktivitas yang berbahaya maka akan bisa dilihat dari gelagat alam, seperti akan keluarnya hewan-hewan dari teritorialnya di gunung menuju tempat yang jauh dan lebih rendah.
Selain itu, suhu dan kelembaban udara yang terasa berbeda dari biasanya. Sampai saat ini pertanda itu sama sekali belum terlihat.

Siapkan 1.300 Ton Beras
Kepala Perum Bulog Divre I Jambi melalui Kabid Pelayanan Publik, Damin Hartono Roestam mengatakan, telah menyiapkan 1.300 ton cadangan beras pemerintah (CBP). Beras ini, siap digunakan untuk berbagai keadaan darurat. Tiap kabupaten/Kota memiliki 100 ton CBP. Sedangkan Pemerintah Provinsi memiliki 200 ton CBP. “Seluruh Jambi menjadi 1.300 ton. Beras ini siap kapan saja disalurkan jika ada permintaan bupati,” ujar Damin ketika ditemui di kantornya, Jum’at (12/11) lalu.
Prosedurnya, Bupati mengajukan permintaan ke Bulog Kabupaten dan Provinsi agar CBP segera disalurkan. Selanjutnya, tim penanganan tanggap bencana maupun Satkorlak dapat langsung mengambil di gudang. “Seperti gempa tahun kemarin di Kerinci. CBP telah disiapkan di tiap gudang pada masing-masing sub divre,” tukasnya.(ton/jun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar