Senin, 08 November 2010

Harimau Sumatera Terus Diburu ...

KERINCI—Populasi harimau Sumatera (panthera tigris Sumatrae) di Taman Nasional Kerinci Seblat saat ini diperkirakan hanya tersisa 140 ekor. Menurunnya populasi akibat masih maraknya perburuan yang dilakukan terhadap “kucing besar” ini.
Manajer Lapangan Pelestarian Harimau Sumatera (PHS). Risdianto mengatakan, populasinya di TNKS sangat memprihatinkan. Menurunnya populasi akibat masih terus berlangsungnya perburuan dan pembunuhan terhadap satwa langka endemik Sumatera yang menjadi maskot fauna Jambi tersebut. Perburuan dilakukan secara profesional. Bahkan tak jarang dilakukan pemburu bayaran berdasarkan pesanan penadah.
Sementara pembunuhan dilakukan oleh para oportunis yang membantai kucing besar tersebut hanya untuk sebuah prestise dan kesenangan. Secara keseluruhan, populasi harimau Sumatera di Sumatera hanya tersisa antara 300 hingga 400 ekor. Padahal, pendataan tahun 1994, masih terdapat sekitar 700 ekor harimau sumatera se Sumatera.
Harimau yang berhasil ditangkap dipasarkan ke berbagai pasar gelap. Tiga kota yang diperkirakan menjadi jalur pendistribusian hewan dari pasar gelap adalah Padang, Pekanbaru, dan Jambi.
“Harimau hasil buruan biasanya dijual dalam wujud sudah di offset atau mati. Beberapa bagian organ tubuhnya yang masih laku dijual, dimutulasi dan disortir seperti tulang, daging, bahkan darahnya. Ada yang diawetkan bahkan ada yang telah diracik dalam kemasan khusus,” ujar Dian. Ia meyebutkan, di pasaran, kulit harimau Sumatera oleh penadah yang membeli dari pemburu dihargai berdasarkan panjang tubuh yang diukur dari hidung hingga pangkal ekor.
“Harimau sepanjang 150 Cm dijual dengan harga antara Rp10 juta hingga Rp15 juta. Sementara yang panjangnya dua meter dijual dengan harga Rp20 juta hingga Rp25 juta. Harga itu berkali lipat mahalnya ketika penadah menjual kepada peminat,” katanya.
(cr-ton)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar