Senin, 08 November 2010

Sarolangun Targetkan Irigasi 100 Persen

SAROLANGUN—Pemerintah Kabupaten Sarolangun mentargetkan pasokan air irigasi mencapai 100 persen tahun 2011 mendatang. Kemampuan ini diperkirakan mampu mengairi lebih dari 6.000 hektar sawah petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sarolangun Hardiono mengatakan, saluran irigasi diperlukan agar musim tanam tidak lagi bergantung pada musim hujan. ”Selain itu, untuk meningkatkan produksi padi, pembangunan jalan ke sentra-sentra pertanian juga terus digalakkan,” katanya.
Bekerja sama dengan Dinas PU setempat, pembangunan jalan ke sentra-sentra pertanian terus ditingkatkan. Untuk memperlancar angkutan hasil pertanian dari sawah dan kebun menuju pasar. Diantaranya membangun jalan setapak yang dapat dilalui mesin pengolah tanah, kendaraan atau gerobak pengangkut hasil panen, pupuk dan lainnya.
Kabupaten Sarolangun pada 2010 mentargetkan swasembasda beras, jika menggunakan tolok ukur 114 kg/orang/tahun maka swasembada sudah terwujud, namun jika menggunakan tolok ukur 129 kg/orang/tahun, dinyatakan belum swasembada.
Pembukaan kebun dan sawah diiringi pembangunan sarana transportasi yang memadai, petani dapat mengangkut pupuk yang digunakan sebelum tanam dan pemeliharaan serta mengangkut hasil panen dengan lancar dan aman.
Selain peningkatan pembukaan areal persawahan dan padi ladang, pembukaan lahan untuk pertanian tanaman pangan lainnya seperti jagung dan kedelai juga terus ditingkatkan. Khusus beras, Kabupaten Sarolangun hingga kini sudah mampu memproduksi 26.000 ton sesuai kebutuhan, dan diyakini 2011 akan terjadi peningkatan.
“Untuk mempertahankan dan peningkatan swasembada pangan, keberadaan jalan sebagai sarana transportasi sangat dibutuhkan, apalagi saat musim hujan seperti saat ini,” kata Hardiono.(mas)

Produksi Padi Turun
PRODUKSI beras atau padi petani di Kabupaten Sarolangun diperkirakan turun lima persen dibanding tahun sebelumnya. Penurunan kuantitas akibat anomali cuaca yang mengakibatkan banyak sawah menjadi gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sarolangun, Hardiono mengatakan, produksi beras Sarolangun tahun 2009 mencapai 28.000 ton atau setara 53.000 ton gabah kering giling (GKG). “Pada 2010 diperkirakan turun akibat anomali cuaca. Sejak Januari hingga November 2010, Kabupaten Sarolangun dua kali terkena banjir,” kata Hardiono, Selasa pekan lalu..
Akibat banjir, terjadi penundaan dan kegagalan musim tanam. Penurunan hasil panen itu, karena keterlambatan musim tanam dan musim panen itu, terutama untuk akhir tahun, sudah masuk produksi tahun 2011.
Areal tanam pada 2010 kini mencapai 10.50 hektare, dan ditargetkan pada akhir 2010 bisa mencapai 13.000 hektare untuk memacu peningkatan produksi. Menyikapi target swasembada beras 2010, Hardiono mengatakan, kalau diukur konsumsi beras 114 kg/orang perkapita Sarolangun sudah swasembada beras, namun kalau diukur 129 kg/perkapita maka Sarolangun belum dinyatakan swasembada.
Ia menyebutkan, kendati ada dua tolok ukur untuk menyatakan swasembada beras, Pemerintah Kabupaten Sarolangun terus berupaya meningkatkan produksi dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada.
Bekerja sama dengan berbagai instansi terkait, upaya pemanfaatan lahan tidur terus dilakukan, tidak saja untuk persawahan, namun juga padi ladang. “Untuk areal persawahan masyarakat digalakkan lewat gerakan turun ke sawah (Gerunwah), sementara untuk penanaman padi ladang, masyarakat digalakkan lewat gerakan turun ke ladang (Gerundang),” kata Hardiono.
(mas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar