Senin, 01 November 2010

Jalan Rusak Hambat Transportasi Ke Kerinci

MEDIAJAMBI—Sisa longsor di Desa Muara Emat Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci mengakibatkan arus kendaraan dari dan menuju Kerinci terhambat. Gundukan tanah dan bebatuan berukuran besar terlihat di beberapa titik. Kondisi ini cukup berbahaya bagi pengendara, terutama ketika musim hujan.

Untuk menuju Kerinci, setidaknya dibutuhkan waktu tempuh hingga 12 jam. Memasuki Kabupaten Kerinci, perjalanan semakin lambat, banyak ruas jalan rusak. Abdul Hamid (43), sopir Travel Ratu Intan yang membawa rombongan press tour Kerinci 2010 mengatakan, kendaraan akan semakin sulit melalui ruas jalan jika terjadi hujan.

“Mudah-mudahan tidak hujan. Kalau hujan, pasti sulit kembali dari Kerinci,” ujarnya. Pada beberapa titik, terlihat ruas jalan dalam kondisi memprihatinkan. Ruas berkerikil bercampur tanah merah membuat perjalanan tidak saja berat tapi juga berbahaya dan rentan mengundang celaka. Apalagi ruas jalan juga dilalui oleh kendaraan-kendaraan bus berbadan besar yang setiap hari pulang pergi membawa penumpang dari atau ke Kerinci.

“Buruknya infrastruktur jalan menyebabkan orang enggan menuju Kerinci.
Apalagi di musim penghujan seperti saat ini bahaya longsor selalu mengancam sehingga membuat nyali wisatawan yang melintasi ruas jalan ini, ciut,” terang Roy.

Tidak hanya jalan yang rusak, beberapa lekukan dan lobang berukuran besar yang tergenang air kerap ditemui disepanjang jalan. Abdul Hamid pun harus berhati-hati menghindari jebakan lubang yang tertutup air. Di sebuah jembatan, laju kendaraan yang dikemudikannya sempat terlonjak keras. Ketika secara tiba-tiba, terdapat lekukan setelah jembatan antara Bangko dan Kerinci.

“Wah, kalau begini mobil bisa rusak. Apalagi kalau baru pertama kali ke Kerinci,” ujarnya. Pemandangan serupa tidak hanya terlihat di jalan menuju Kerinci. Di Kota Sungai Penuh dan ditengah Kabupaten Kerinci, ruas jalan rusak dan hancur mudah ditemui.

Terlihat beberapa bagian jalan sedang dilakukan pengerasan ditimbun kerikil. Namun kondisi ini justru berbahaya bagi pengendara roda dua. Pengendara kerap tergelincir diantara timbunan batu dan tanah merah timbunan badan jalan. “Kalau seperti ini terus, kapan Kerinci bisa menjadi objek wisata yang nyaman,” tanya Hamid.(jun).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar