Selasa, 10 Agustus 2010

Masyarakat Tanjabtim Kesulitan Air Bersih

MEDIA JAMBI – Air bersih masih menjadi produk yang langka di sebagai desa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat masih mengonsumsi air hujan yang ditampung dan memakai air sungai karena pasokan air bersih terbilang minim.
Kepala Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) Arman mengakui sebagian besar masyarakat masih mengonsumsi air tidak steril untuk keperluan mereka sehari-hari seperti memasak, mencuci dan mandi.
Padahal berdasarkan hasil penelitian pengujian mutu air baru-baru ini, kondisi beberapa air sungai di Tanjabtim masih menempati standar air kualitas nomor tiga yang hanya cocok untuk mencuci kendaraan bermotor.
Secara otomatis air itu tidak layak konsumsi karena berwarna, berbau, berasa dan tidak jernih. Penelitian itu mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 tentang pengelolaan kualitas air dan pencemaran air.
Selain air sungai, warga juga menampung air hujan yang mengucur dari atas-atap seng mereka ke ember atau drum besar. Warga tidak punya pilihan lain, apalagi faktor keterbatasan ekonomi memaksa mereka mengonsumsi air berasa dari sungai-sungai di Tanjabtim.
Menurut Arman seperti dikutip dari Antara, air hujan yang dikonsumsi itu sesungguhnya tidak baik bagi kesehatan. Air hujan tidak sama dengan air sungai maupun air sumur, sebab memiliki kadar zat besi yang lebih sedikit.
Jika tetap dikonsumsi, tubuh manusia akan kekurangan zat besi, hasilnya tubuh pun bakal kekurangan zat besi sebanyak yang dibutuhkan tubuh.
Agar air keruh dapat digunakan, Arman menyarankan agar warga terlebih dahulu mengendapkan air sungai sehari semalam kemudian disaring menggunakan ijuk bercampur pasir. Bisa juga dijernihkan dengan memakai kaporit.
Pelaksana Tugas (Peltu) Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanjabtim Darmawan mengatakan, pihaknya mulai membangun sistem Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang diperkirakan beroperasi pada akhir 2010.
Sasaran penyaluran air bersih dari PDAM ini bakal mencakup tiga kecamatan, yakni Nipah Panjang, Rantau Rasau dan Sadu. Daerah-daerah ini dianggap paling krusial terhadap krisis air bersih.
“Kendala belum beroperasinya PDAM hingga saat ini karena belum diinventarisir. Namun mudah-mudahan diupayakan sesegera mungkin bisa beroperasi dan masyarakat Tanjabtim bisa menikmati air bersih,” kata Darmawan. (mas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar